19 Juta Penduduk AS Jadi 'Fakir' Broadband
Fino Yurio Kristo - detikinet
Ilustrasi (ist) Jakarta
- Sebagai salah satu negara maju, akses internet cepat makin menyebar
di Amerika Serikat. Namun demikian, sekitar 19 juta penduduk Negeri
Paman Sam itu masih belum kebagian akses internet broadband.
Laporan terbaru dari lembaga Federal Communications Commision memang menunjukkan tanda-tanda kemajuan. Tahun lalu, jumlah warga yang belum bisa mengakses broadband masih mencapai 26 juta.
Dari jumlah 19 juta tersebut, kebanyakan bermukim di wilayah pedesaan. FCC mencatat 14,5 juta atau 23,7% dari 61 juta orang yang tinggal di daerah pedesaan belum mendapat akses broadband.
Hanya 4,5 juta penduduk kota mengalami nasib sama atau 1,8% dari seluruh penduduk perkotaan AS. FCC sendiri mendeskripsikan layanan internet disebut sebagai broadband jika punya kecepatan sedikitnya 4 megabits per detik.
Di sisi lain, layanan internet mobile broadband juga terus menyebar di AS. Namun sekitar 20 juta penduduk atau 6,2% dari total warga juga belum mendapatkan aksesnya.
Berbagai upaya pun dilakukan pemerintah AS untuk meminimalisir jumlah penduduk yang masih 'fakir' broadband itu. Bulan Juli lalu, FCC mengumumkan rencana subsidi USD 115 juta untuk penyedia layanan internet broadband agar semakin ekspansif di wilayah pedesaan.
Julius Genachowski selaku chairman FCC mencanangkan target pada tahun 2020, seluruh 19 juta penduduk tersebut sudah mengakses internet broadband. Manfaatnya akan sangat terasa, antara lain untuk mencari kerja.
"Kesempatan Anda untuk mendapatkan pekerjaan lebih rendah jika Anda tidak memiliki broadband. Postingan lowongan kerja kini banyak berpindah ke online," tukas dia, dikutip detikINET dari USAToday, Rabu (22/8/2012).
Laporan terbaru dari lembaga Federal Communications Commision memang menunjukkan tanda-tanda kemajuan. Tahun lalu, jumlah warga yang belum bisa mengakses broadband masih mencapai 26 juta.
Dari jumlah 19 juta tersebut, kebanyakan bermukim di wilayah pedesaan. FCC mencatat 14,5 juta atau 23,7% dari 61 juta orang yang tinggal di daerah pedesaan belum mendapat akses broadband.
Hanya 4,5 juta penduduk kota mengalami nasib sama atau 1,8% dari seluruh penduduk perkotaan AS. FCC sendiri mendeskripsikan layanan internet disebut sebagai broadband jika punya kecepatan sedikitnya 4 megabits per detik.
Di sisi lain, layanan internet mobile broadband juga terus menyebar di AS. Namun sekitar 20 juta penduduk atau 6,2% dari total warga juga belum mendapatkan aksesnya.
Berbagai upaya pun dilakukan pemerintah AS untuk meminimalisir jumlah penduduk yang masih 'fakir' broadband itu. Bulan Juli lalu, FCC mengumumkan rencana subsidi USD 115 juta untuk penyedia layanan internet broadband agar semakin ekspansif di wilayah pedesaan.
Julius Genachowski selaku chairman FCC mencanangkan target pada tahun 2020, seluruh 19 juta penduduk tersebut sudah mengakses internet broadband. Manfaatnya akan sangat terasa, antara lain untuk mencari kerja.
"Kesempatan Anda untuk mendapatkan pekerjaan lebih rendah jika Anda tidak memiliki broadband. Postingan lowongan kerja kini banyak berpindah ke online," tukas dia, dikutip detikINET dari USAToday, Rabu (22/8/2012).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar